Pengkaderan Mufassir Muda : PPM IAT IAIN PONOROGO di LSQH


23 September 2019, Praktikum Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir IAIN Ponorogo di Laboratorium Studi al-Qur’an dan Hadis (LSQH) resmi dibuka. Pembukaan resmi praktikum ini dilaksanakan di Smartroom Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) dan dihadiri, selain perwakilan dosen dari IAIN Ponorogo, juga sejumlah dosen Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) dan Ilmu Hadis (ILHA). Hadir juga dalam agenda ini Dr. Abdul Mustaqim, M.Ag. selaku tuan rumah (Ketua Prodi IAT), Dr. Inayah Rohmaniyah, M.Hum., MA. selaku Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama dan Ahmad Rafiq, Ph.D. selaku Direktur LSQH.
Praktikum ini adalah program kerjasama antara Jurusan IAT IAIN Ponorogo, Prodi IAT dan LSQH UIN Sunan Kalijaga, juga Pesantren Lingkar Studi Alquran (LSQ) ar-Rohmah. Program ini diadakan selama kurang lebih dua minggu, sejak 23 September sampai 4 Oktober 2019. Beberapa kegiatannya akan dilaksanakan di UIN Sunan Kalijaga dan LSQ ar-Rohmah. Diikuti oleh 30 orang peserta, kegiatan ini akan menggarap isu “Tafsir Lingkungan (Studi Tafsir Tematik)”.

Dalam sambutan beliau, Dr. Mustaqim menyampaikan bahwa Praktikum yang dilaksanakan ini adalah program kedua kerjasama serupa yang dilakukan oleh IAT FUPI UIN Sunan Kalijaga dengan instansi lain, setelah sebelumnya bekerjasama dengan IAT IAIN Salatiga. Lebih jauh, Dr. Mustaqim mengapresiasi tinggi pemilihan tema kajian praktikum ini, yakni tafsir ekologi. Menurut beliau, dalam diskursus maqāṣid kontemporer, nilai dasar Islam telah bertambah dari lima (al-ḍarūriyya al-khams) menjadi tujuh dengan menambahkan ḥifẓ al-bī’a (penjagaan lingkungan) dan ḥifẓ al-daula (penjagaan negara). Kajian Alquran dan tafsir juga seharusnya sudah memberi perhatian yang layak pada hal-hal baru tersebut.

Dr. Inayah juga menyambut baik kerjasama semacam ini. Beliau menekankan pentingnya bagi para peserta untuk ‘mencicipi’ academic milieu yang dimiliki oleh UIN Sunan Kalijaga, terutama yang digawangi oleh Prodi IAT dan LSQH. Kelompok-kelompok kajian di luar kelas, yang beliau sebut ‘ḥalaqa’, adalah salah satu cara IAT dan LSQH untuk menjaga gairah akademik mahasiswa dan bahkan dosen. Beliau juga memberikan perhatian penting pada adanya output yang bisa membantu pengembangan masyarakat.
Irma Rumtianing UH, M.S.I., yang mewakili pihak IAIN Ponorogo memberikan sambutan, menguatkan paparan dalam dua sambutan sebelumnya. Tema praktikum ini, tutur Bu Irma, muncul dengan mempertimbangkan kondisi Indonesia yang bisa jadi sedang mengalami krisis lingkungan. Dengan mengusung tema ini, diharapkan mahasiswa peserta praktikum nantinya bisa memberi kontribusi pada pengembangan wacana masyarakat juga wacana diskursif kontemporer, termasuk dalam disiplin maqāṣid. Selain itu, praktikum ini diharapkan bisa menjadikan para pesertanya menjadi bibit unggul di bidang tafsir tematik, khususnya, dan kajian Alquran pada umumnya.
Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Rafiq, kegiatan ini adalah tingdak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) LSQH UIN Sunan Kalijaga dan Jurusan IAT IAIN Ponorogo. Setelah menekankan poin Dr. Inayah tentang academic milieu dan titik-titik yang mungkin diikuti oleh para peserta praktikum untuk mengembangkan diri, Dr. Rafiq juga menjelaskan beberapa modifikasi program penulisan yang dilakukan.
Shal yang perlu digarisbawahi, menurut beliau, adalah pentingnya bertemu the others, orang lain. “Kalau baca buku tok di perpus, ya bisa jadi you will know something, or even nothing at all. But you’ll know many many things when you meet others.” Terkait dengan orang lain, Abah, sapaan akrab Dr. Rafiq, juga menyampaikan bahwa “sejelek apapun keadaannya, kalau sudah Jogja, semua akan jadi indah.” (MDL)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Lisan di Era Tulisan ala Walter J. Ong

Sejarah Resitasi Mujawwad al-Qur'an